Senin, 26 Desember 2016

Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan


Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan
Dalam buku filsafat ilmu banyak menjelaskan tentang sejarah ilmu yang berawal dari peradaban zaman kuno diantaranya peradaban Yunani, Romawi dan abad pertengahan. Di peradaban yunani adanya tokoh filsuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu kedokteran maupun geometri diantaranya Plato seorang propogandis matematika dan Aristoteles. Dalam peradaban romawi adanya banyak memunculkan paradoks bagi para sejarawan ilmu  dan ilmu itu banyak mempelajari disiplin hukum, adanya progresif dalam teknologi perang dan kesehatan publik. Peradaban abad pertengahan dimana melahirkan banyak filsafat ilmiah dan berdirinya universitas serta adanya bencana yang melanda dalam abad ini diantaranya bencana ekonomi dan sosial. Bukan hanya pada abad ini saja perkembangan ilmu, akan tetapi dalam peradaban lain diantaranya Islam, India, Cina dan Jepang. Ilmu juga berkembang dizaman revolusi dimana dalam revolusi industri dan revolusi Prancis.
Ilmu mengalami kematangan dimana pada abad ke-19 ilmu meluas menjadi bidang-bidang penelitian baru dengan sangat berhasil. Perluasan itu meliputi penggabungan matematika dengan eksperimen dalam fisika, penerapan teori kepada eksperimen dalam kimia, dan eksperimen yang terkendali dalam biologi. Hal ini didukung oleh berdirinya universitas-universitas baru dan yang telah diperbaharui yan menyokong dilakukannya penelitian, pengajaran dan komunikasi melalui jurnal-jurnal dan komunitas-komunitas spesialis. Ilmu-ilmu terapan yang sukses pada abad-19 ialah bersifat tradisional yakni teknik-teknik deskriptif yang penting bagi negara. Ilmu-ilmu ini ialah disiplin-disiplin abstrak kartografi matematis dan perbentengan dan studi-studi sejarah alamiah yang sangat mendalam.
Dalam perspektif sejarah yang panjang dapat dilihat bahwa kesulitan-kesulitan moral, politik dan lingkungan yang dihadapi ilmu dan teknologi masa kini tidak sepenuhnya baru, dimana semua itu merupakan suatu pembalikan dari masalah yang telah dilupakan, dengan adanya kemunduran kepercayaan atas magis dan kemudian dengan datangnya ilmu yang matang, dan terjadinya semua itulah adanya pewarisan suatu ideologi ilmu murni, sebuah teknologi yang didalamnya semua masalah dipecahkan dengan sangat berhasil dan sebuah komunitas para sarjana yang terlindung. Di sisi lain ada ada yang mengakui ilmu memainkan peranan yang penting dalam dunia modern,  dan ruang lingkup ilmu harus diperluas yakni para sarjana harus mempelajari dan memahami dengan lebih baik cara pelaksanaan ilmu yang berfungsi sebagai suatu unsur dalam tatanan sosial yang lebih besar dan barangkali dengan mengembangkan analisis yang lebih memadai terhadap struktur sosial atau berupaya dalam suatu perluasan berskala besar, terhadap metode-metode pelaksanaan penelitian.
Dipandang dari sudut alternatif, filsafat ilmu akan diawali dengan mengidentifikasi gaya-gaya penjelasan yang berbeda, ciri khas ilmu-ilmu yang berbeda-beda atau tahap-tahap yang berbeda dalam ilmu yang bersangkutan dan akan mengenali bagaimana perbedaan-perbedaan dalam gaya penjelasan itu mencerminkan problem-problem khas bidang-bidang dan periode-periode ilmiah yang berbeda. Dipahami demikian generalisasi empiris dan klasifikasi deskriptif akan membantu mengatur data empiris ilmu dalam suatu cara pendahuluan, namun penafsiran yang serius baru dapat dimulai sesudah titik itu. pada titik ini aliansi  di antara ilmu dan filsafat hanya memindahkan ke dalam bidang-bidang ilmu yang merupakan wilayah-wilayah kebingungan metodologis masa kini,interaksi-interaksi yang sama, yang subur pada abad-abad terdahulu,dimana ilmu mempunyai metode-metode yang sekarang dimengerti dengan baik.
Doktrin-doktrin dan pendekatan-pendekatan filosofis yang membawa keyakinan besar ketika diterapkan kepada teori-teori dan ide-ide dari sebuah ilmu mungkin tak mengherankan kehilangan semua kemasuk-akalannya ketika diperluaske bidang-bidang lain. Karena dalam sebuah ilmu khusus yang berbeda baik alamiah maupun sosial perkembangan historis pada akhirnya membawa sang penyelidik kepada suatu titik dimana ia siap beroperasi dengan suatu varietas istilah-istilah teknis atau entitas-entitas yang mempunyai sifat-sifat dan fungsi-fungsi logis yang berbeda dan yang padanya proposisi-proposisi atau prinsip-prinsip teoritis yang paling umum menampilkan perbedaan-perbedaan yang sesuai di dalam status dan implikasi-implikasi logisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar