Rabu, 21 Desember 2016

Filsafat Pendidikan



Filsafat Pendidikan 

       Filsafat pendidikan dapat dimengerti sebagai kajian filosofis tentang asumsi-asumsi dasar, konsep, prinsip-prinsip, hingga kategori di dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan dilihat bukan sekadar sebagai konsepsi apriori, tetapi sebagai langkah-langkah apesteriori yang melibatkan fakta-fakta empiris. Karena itu, filsafat pendidikan adalah sebuah upaya pemeriksaan yang menyeluruh terhadap hal-hal utama didalam pendidikan.
       Filsafat pendidikan merupakan bagian dari filsafat terapan. Untuk lebih memahami arti teoritis dan terapan, kiranya ada sebuah contoh, misalnya, ilmu matematika. Dalam matematika konsep geometri, aljabar, himpunan, dan trigonometri. Konsep aljabar dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk persamaan-persamaan. Dalam persamaan itu ada kaidah penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Objeknya adalah angka-angka abstrak untuk memecahkan persoalan-persoalan disarkan  dalam ilmu al-jabar. Sebagai contoh, permasalahan didalam persamaan kuadrat ada hukum-hukum distributif yang perlu diuji. Pengujian itu memerlukan angka masalah yang bisa mengukuhkan atau membatalkan. Ini disebut matematika teoritis.
       Contoh lain ilmu Sosiologi. Dalam ilmu Sosiologi dibahas tentang  hubungan-hubungan antara individu-individu dengan individu atau satu kelompok lain. Hubungan itu bisa didasarkan pada daerah (kekerabatan), maupun didasarkan pada air (kepentingan). Dalam suatu komunitas yang diselidiki, ada masalah inses (perkawinan dalam hubungan darah). Pemecahan terhadap masalah ini sangat bermanfaat untuk pengembangan konsep-konsep sosiologi. Maksudnya, apakah masalah inses ini hanya terjadi dalam satu kelompok atau pada semua kelompok di dunia, ini akan sangat menentukan perkembangan ilmu sosiologi dimasa depan. Ini disebut dengan sosiologi teoritis.
1.      Pendidikan Sebagai Konsep
Pendidikan secara Filosofis haruslah dilihat sebagai konsep. Konsep adalah hasil dari pengetahuan. konsep  mewadahi seluruh jerih payah dari “mengetahui dengan benar”.  Konsep merupakan konstruksi pengetahuan yang terstruktur untuk menjelaskan segala hal. Untuk memperoleh konsep yang benar, diperlukan dua syarat, yakni ada objek yang sesuai dengan konsepnya. Artinya, konsep benar dan objek yang benar.

2.      Asas Pemeriksaan Konsep Filsafat Pendidikan
       Maksudnya, asas pemeriksaan konsep adalah dasar-dasar pemeriksaan terhadap konsep filsafat. Cara mengetahui adanya unsur dominan di didalam konsep pendidiak adalah dengan cara memahami bahwa konsep adalah struktur ide-ide. Sebagai struktur, hal itu memiliki unsur-unsur yang fungsional, memilki sistem input dan output, serta memilki orientasi sehingga memilki corak tertentu. Corak akan muncul dari sebuah sistem ketika perilaku sistem itu mengarah pada sasaran tertentu. Perilaku ini disebut pula dengan operasi. Itulah rangkuman pembicaraan mengetahui tentang “mengetahui yang benar”.
       Tujuan Filsafat Pendidikan adalah menemukan makna dasar dalam pendidikan itu sendiri. Tujuan filosofis atau hasil yang bisa dimanfaatkan adalah menemukan hakikat dari keberadaan tentang pendidikan. Untuk mencapai hakikat, dalam filsafat dikenal beberapa cara yang didasarkan pada gagasan tentang ”mengetahui sesuatu”. Cara tersebut menghasilkan perangkat-perangkat untuk mengetahui, yakni presepsi, nalar dan intuisi. Rangkaian unsur-unsur untuk menemukan hakikat itu dinamakan dengan epistemologi.
       Filsafat Pendidikan masa depan. Gambaran masa depan itu diperoleh melalui fakta –fakta yang ada dimasa kini, ditambah dengan pelbagai kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Konsep filsafat yang berkembang dimasa yang akan datang tidak melepaskan dari model-model konsep yang sudah ada sebelumnya.
       Pendidikan mengalami perubahan realitas. Semula dari pendidikan yang bersifat riil atau empiris, menuju pendidikan yang bersifat virtual. Perkembangan teknologi memaksa penyelenggaraan pendidikan yang tidak hanya dilakukan dikelas, tetapi juga diluar kelas, bahkan pendidikan tanpa ruang.
       Epistemologi selalu dimengerti sebagai upaya manusia melihat dirinya yang menghasilkan pengetahuan. Dari upaya itu, manusia kemudian merumuskan unsur-unsur yang mendasar yang dijadikan sebagai  perangkat manusia untuk mengetahui. Di masa depan, epistemologi yang berkembang sekarang ini akan saling berdialog untuk menemukan bentuk-bentuk paling mungkin diantara bentuk lainnya. Epistemologi lama runtuh, berganti dengan epistemologi baru. Potensinya sudah dikenali sekarang.
        Pendidikan dimasa depan dipandang dari perkembangan filsafat pada masa sekarang, metode yang digunakan adalah dengan memperhatikan fakta-fakta pendidikan yang terjadi pada masa sekarang, kemudian dihubungkan dengan perkembangan filosofis. Logika sebab akibat, prediksi, ketajaman intuisi, hingga persoalan-persoalan spekulasi bisa saja muncul dalam memahami filsafat pendidikan masa depan. Karena itu, sebuah pembahasan filsafat pendidikan masa depan tidak bisa dilepaskan dari persoalan-persoalan yang muncul pada masa sekarang ini.
Sumber : RohmanSaifurdkk.2016.FilsafatPendidikanMasaDepan.Yogyakarta:PustakaPelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar