Selasa, 27 Desember 2016

Gambaran Keibuan Tradisional



Gambaran Keibuan Tradisional
      Rasanya belum terlalu lama bahwa para wanita kita mulaipunya piliham : menjadi ibu rumah tangga murni atau wanita yang bekerja. Secara tradissonal, gambaran keibuan masih mengacu kepada ibu yang lebih banyak dirumah. Tentang usia terbaikuntuk hamil dan melahirkan anak, pandangan tradisional mengatakan bahwa diatas 18 tahun dan dibawah 25 tahun adalah masa yang terbaik untuk melahirkan, karena masa itu seorang wanita dianggap paling subur dan sehat. Dan akhirnya, menjadi seorang ibu pada zaman dahulu sama artinya dengan menjadi isteri dan pengurus rumah tangga.
      Gambaran keibuan masa lalu kira-kira dapat digambarkan lewat ungkapan-ungkapan seperti dibawah ini:
       Pertama-tama aku adalah seorang ibu. Bagiku, pengabdian kepada anak adalah sepanjang  masa. Kesehatan badan dan kemajuan budi pekrtinya adalah tanggung jawabku. Tiap jam dan tiap menit dari hidupku disediakan bagi mereka. Mengantar kesekolah, menerima rapor, mengurus seragamnya,membeli buku-buku dan alat tulisnya serta menghadiri rapat orang tua murid adalah tugas utamaku.
       Tugas-tugas lain  ktangani pula seperti memestakan ulang tahunnya, mendatangkan guru les privat, mengurus les tari dan piano serta mengikutkannya dalam lomba lukis. Kudorong ia rajin belajar, kupilihkan buku bacaan yang baik baginya, kubimbing ia mengerjakan PR-nya dan kubawa ia mengenal lingkungannya terutama obyek wisata yang penting-penting.
       Bila merasa sakit, kurawat mereka dengan segenap hatiku dan kucarikan dokter yang terbaik buat mereka. Bila aku harus banyak berpergian, kudatangkan pengganti pangasuh (baby sitter) bagi mereka. Bersam ayahnya, aku menanamkan disiplin dan tanggung jawab agar mereka kelak menjadi anak yang berbudi.
       Begtiulaah, segala tugas yang harus ditangani oleh ibu. Jika itu semua sudah dilakukannya, hatinya akan tenang karena kelak anaknya pasti akan menjadi anak yang baik. Ingat pepatah “surga ada di bawah telapak kaki ibu”. Tida hal yang lebih buruk di dunia ini daripada seorang ibu yang jahat. Ingatlah syair yanyian berikut “kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, selalu memberi tak harap kembali, bagai sang surya mnyinari dunia.”
Sumber:SusantoAgus.1989.WanitaSuper.Yogyakarta:Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar