Minggu, 25 Desember 2016

Motivasi belajar peserta didik




Motivasi belajar peserta didik
       Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Menurut Atkinson, motivasi seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan seseorang terhadap suatu objek itu. Makin besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan makin tinggi nilai objek  itu bagi orang tersebut, berarti makin besar motivasinya. Hubungan antara motivasi dengan harapan dan nilai dari Atkinson dirumuskan sebgai berikut : (motivasi=harapanXnilai). Hal ini berarti jika salah satu diantara kedua faktor diatas tidak ada (harapan atau nilai tidak ada), maka tidak akan ada motivaasi pada diri seseorang.
Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar
        Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi (need to achieve) ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar, tergantung pada kondisi dalam lingkungan dan kondisi individu. Dalam hubungan ini johnson menyatakan sebagai berikut.
The teory of achievement motivation ... does not say that there should be a general relationship between achievement motivation and academic performance. On thr contrary, it states that under certain conditions, there will be a strong relatinship, under other conditions there will be no relationship.
       Siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencaapi prestasi akademis yang tinggi apabila :
1.      Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginanya untuk berhasil;
2.      Tugas-Tugas dalam kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.
Sikap belajar peserta didik
a.       Pengertian sikap dan belajar
      Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Disini Trow lebih menkankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap objek. Jadi disini makna sikap yang terpenting apabila diikuti oleh objeknya. Misalnya sikap terhadap Undang-Undang Pemilu, sikap terhadap sistem kampanye, dan lain-lain. Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan bersifat tertutup (covert behavior).
      Adapun belajar menunjuk kepada suatu cabang belajar yaitu belajar dalam arti sempit, khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik. Belajar menurut Morgan dkk. Merupakan setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
b.      Konsep Sikap Belajar
       Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecendrungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik. Brown dan Holtzman mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu Teacher Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru; tingkah laku mereka dikelas; dan cara mengajar. Adapun EA terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai; dan materi yang disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di sekolah.
c.       Peranan Sikap Belajar
         Sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi.oleh karena itu apabila faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian kan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif.
      Cara mengembangkann sikap belajar yang positif:
1.      Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya;
2.      Hubungkan dengan pengalaman yang lampau;
3.      Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;
4.      Gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.
d.      Penerapan di Bidang Administrasi Pendidikan
1.      Sikap Sosial di Lingkungan Kerja
       Seorang pekerja/administrator ynag memiliki sikap sosial yang baik akan ditandai dengan :
a.       Kesadaran manusia terhadap hakikat hidupnya di tengah-tengah teman sejawat,
b.      Kesadaran akan kelemahannya, sehingga segala aspek tergantung sesama,
c.       Kecendrungan memiliki kerelaan untuk selalu dapat memelihara hubungan baik denagn sesama, dan
d.      Kecendrungan memiliki kerelaan untuk menyenangkan orang lain.
2.      Sikap Guru terhadap Kebijaksanaan Awal Kepala Sekolah Baru
      Sikap ini dapat diammati melalui respons guru, yaitu berupa kecendrungan untuk bereaksi terhadap semua kebijaksanaan awal yang dikeluarkan oleh kepala sekolah yang baru. Kebijksanaan awal kepala sekolah yang baru merupakan objek.
      Sikap guru terhadap kepala sekolah yang baru ditandai dengan kecendrungan bereaksi tentang:
a.       Keputusan menerpkan displin sekolah dengan ketat;
b.      Keputusan larangan memberi les privat;
c.       Seragam sekolah, dan lain-lain.
3.      Sikap terhadap Tugas
      Lima ciri khas kecendrungan tingkah laku seseorang yang bisa dijadikan indikator sikap terhadap tugas, yaitu
a.       Hasrat ingintahu,
b.      Resspek terhada fakta,
c.       Fleksibel dalam berpikir dan bertindak,
d.      Mempunyai pikiran kritis, dan
e.       Peka terhadap lingkungan/kehidupan
f.        
Minat Belajar Peserta Didik
       Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
      Jadi, minat dapat di eksprsikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Tugas atau pekerjaan tidak dapat diselesaikan tanpa pengarahan usaha, daya dan tenaga. Semakin sulit tugas, semakin banyak pula tenaga yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dengan baik. Generalisasi ini berlaku pula dalam belajar.
Kebiasaan Belajar Peserta Didik
        Kebiasaan dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar dibagi kedalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan (DA), dan Work Methods (WM). DA menunjuk pada ketetapan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun WM menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efisiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
Konsep Diri Peserta Didik
      Kosep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan raskan tentang perilkaunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirannya oleh keluarganya. Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi sikap-sikap tertentu dari ayah-ibu-kakak dan adik ataupun orang lain dilingkup kehidupannya, akan berkembanglah konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang pada mulanya berawal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai. Perasaan inilah yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian, atau bayangan seseorang mengenai dirinya sendiri yang keseluruhannya disebut kosep diri. Dalam teori psikoanalisis, proses perkembangan konsep diri disebut pembentukan ego (the process of ego formation). Menurut aliran ego ini, ego yang sehat adalah ego yang dapat mengontrol dan mengarahkan kebutuhan primitif (dorongan libido) supaya setara dengan dorongan dari super ego serta tuntutan lingkungan.
     Konsep diri menurut Erikson berkembang melalui lima tahap, yaitu sebagai berikut.
1.      Perkembangan dari sense of trust vs sense of mistrust, paada anak usia 1,5-2 tahun.
2.      Perkembangan dari sesnse of anatomy vs shame and doubt, pada anak usia 2-4 tahun.
3.      Perkembangan dari sense of intiative vs sense guilt, pada anak usia 4-7 tahun.
4.      Perkembangan dari sense of insustry vs inferiority, pada usia 7-11 atau 12 tahun.
5.      Perkembangan dari sense of identity diffusion, pada remaja.
Konsep diri terbentuk karena empat faktor, yaitu :
1.      Kemampuan (competence);
2.      Perasaan mempunyai arti bagi orang lain (significance to others);
3.      Kebajikan (virtues);
4.      Kekuatan (power).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar