Selasa, 13 Desember 2016

Mutu Pendidikan di Indonesia

Mutu Pendidikan di Indonesia
       Indonesia merupakan negara besar, bangsa yang unik yang paling banyak mempunyai kultur di dunia. Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak daerah yang terisolir. Untuk mengurus semua itu negara pasti mempunyai tanggungan yang besar sehingga yang pertama diperlukan adalah pendidikan. Karena pendidikan merupakan tolak ukur dari sebuah negara.
      Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mngembangkan potensi dirinya baik dalam bidang seni, sosial, eksak dan lain-lain untuk menjadikan pribadi yang berkualitas yang mampu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Didalam pembukaan UUD 1945 juga disebutkan bahwa tujuan bangsa Indonesia salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga Indonesia harus mampu menghasilkan warga negara yang berkualitas dan mengabdi untuk membangun bangsa ini. Dari itu semua guru mempunyai peran penting untuk medididk siswa untuk melahirkan peserta didik yang mampu bersaing di zaman yang global ini.
       Namun di Indonesia mempunyai masalah yang belum terselesaikan sampai sekarang. Salah satunya adalah mutu pendiidkan di Indonesia. Mutu pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dengan standar nasional apalagi standar internasional bahkan belum sampai harapan negara sekalipun. Berikut ini faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia kurang. Pertama yaitu kurangnya  disiplin baik dari tenaga pendidik maupun peserta didik. Banyak para siswa yang terlambat karena berbagai macam alesa, mulai dari bangun kesiangan, macet, ban bocor, ngurusin anak suami dulu bagi guru dan lain-lain semua itu merupakan alasan klasik. Seharusnya memang sudah disiasati sebelum berangkat sekolah agar kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dapat teratasi lebih tepatnya memanaje waktu dengan baik sebelum berangkat. Yang kedua yaitu guru yang kurang kreatif dalam meyampaikan materi. Guru merupakan pusat dari pemberian materi pelajaran, yang mempunyai ilmu yang harus ditransfer ke peserta didik. Dengan itu guru  harus mempumyai metode pembelajaran yang bagus, efektif, dan efisiensi agar mampu tepat sasaran, ini merupakan masalah yang paling sering terjadi disekolah guru tidak mampu menyampaikan materi pelajaran secacra tepat guna. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi yaitu mengajar tidak sesuai background pendidikannya, atau memang dari gurunya itu sendiri yang tidak kreatif. Yang ketiga yaitu kebijakan pemerintah yang selalu berubah. Bisa diumpamakan “ganti menteri ganti kebijakan” selalu begitu. Seharusnya pemerintah bisa lebih konsisten dalam menentukan kebijakan dalam menentukan kecerdasan anak bangsa yang akan menjadi penerus bangsa ini.
       Kebijakan pemerintah yang saat ini meresahkan para masyarakat terutama siswa, orang tua dan guru adalah tentang Full Day School yaitu menteri pendidikan ingin menerapkannya di Indonesia. Belajar seharian penuh. Yang menjadi masalah dari hal itu adalah apakah para guru sudah mampu untuk itu? Apakah siswa akan betah diruang kelas yang berjam-jam? Apakah orang tua setuju dengan adanya Full Day School tersebut, seharusnya pemerintah mengkaji, memepertimbangkan apakah dampak yang akan terjadi ketika itu diterapkan. Sudah mampukah Indonesia menerapkan hal itu? Menurut pandangan saya pribadi adalah Indonesia masih belum mampu menerapkan hal tersebut banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu tenaga pendidik, sarana dan parsarana, akses jalan menuju sekolah, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, pemerataan sekolah yang kurang dan lain sebagainya.
       Tenaga pendidik atau disebut guru yaitu orang yang mentransfer ilmu kepada peserta didik. Dalam hal ini Full Day School tenaga pendidik harus mampu melibatkan siswanya menjadi aktif, kretaif dan inovatif sehingga suasana kelas tidak membosankan, tetapi tidak baik juga jika belajar hanya materi dalam kelas saja, siswa harus melihat realitas yang terjadi dalam masyarakat sehingga siswa dapat menganalisis antara materi pelajaran dan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam masyarakat.
       Sarana dan prasaran sekolah dalam hal ini apakah Full Day Scholl sudah memadai tiap sekolah? padahal kita lihat sendiri Indonesia adalah negara kepulauan yang masih banyak daerah terisolasi sehingga pemerintah sangat sulit untuk mengirimkan teknologi kepedasaan karena belum adanya aliran listrik yang mengalir kedaerah tersebut. Jangankan teknologi, di Indonesia masih banyak bangunan yang tidak layak pakai, bangunan rusak dan ruang kelas saja masih banyak yang dalam satu kelas itu bisa digunakan dua kelas, guru yang kurang dan lain sebagainya.
       Akses menuju jalan sekolah dipedesaan saja masih sulit bukan satu dua bahkan ratusan daerah Indonesia yang mengalami hal tersebut. Contohnya saja didaerah lebak. Lebak merupakan daerah yang dekat dengan Ibu Kota namun tidak memungkiri hal tersebut masih ada. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah dari pemerintah, apakah dari kesadaran masyarakat sendiri. Menurut saya semua itu saling berhubungan banyak hal masalah di Indonesia termasuk dunia pendidikan seharusnya pemerintah daerah memperhatikan betul keadaan dalam masyarakat sendiri. Dan para masyarakat jika hanya mengharapkan pemerintah maka akan sangat lama direalisasikan bahkan tidak akan terjadi. Maka alternatif yang harus dilakukan msyarakat adalah masyarakat harus mempunyai kesadaran dan kreativitas sendiri untuk membangun desanaya dengan  baik dan menjadi sejahtera.
       Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Penting atau tidakkah pendidikan untuk kemashlahatan hidup. Pendidikan memang penting untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah pentingkah pendidikan formal untuk kehidupan? Menurut saya penting tidak penting. Penting karena apa karena segala sesuatu hal dipelajari di pendidikan formal walaupun tidak semuanya, alasan selanjutnya yaitu karena tuntutan zaman. Di zaman modern ini banyak hal yang menjadi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, apalagi pada era tekhnologi seperti sekarang yang dapat disajikan secara cepat dan efisien menuntut untuk kerja yang cepat dan tepat sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang gesit dan berkompeten. Dan tidak setuju karena apa karena banyak orang yang sukses bukan dilalui lewat dunia pendidikan dan itu sudah dibuktikan banyak sekali bahkan menteri kita Susi Puji Astuti yaitu menteri perikanan beliau dengan tekad yang kuat dan kerja keras mampu mnghantarkan dirinya menuju kesuksesan. Menurut saya sendiri definisi sukses itu adalah mereka yang mampu bekerja keras dengan penuh ketekuanan sampai pada mencapai tujuannya.
       Pemerataan sekolah juga menjadi pertimbangan apakah Full Day School akan diterapkan jika pemerataan sekolah saja Indonesia masih belum mencapainya banyak anak-anak yang sama sekali tidak menikmati bangku sekolah banyak hal yang bisa mempengaruhinya seperti pada masyarakat Baduy mereka tidak mengenyam bangku sekolah karena memang adat mereka tidak membolehkan mereka tidak sekolah, mereka hanya memperoleh pendidikan dari ornag tua maupun dari alam itu sendiri, kesadaran dari orang tua, karena bagaimanapun orang tua merupakan orang yang paling berpengaruh untuk pendidikan anak, akses menuju sekolah yang terlalu jauh, keterbatasan ekonomi dan lain sebgaianya yang merupaka alasan-alasan klasik yang memang pemerintah harus mampu mengatasinya.
       Kesimpulan yang dapat saya katakan tentang rencana kebijakan Full Day School adalah saya tidak setuju dengan hal itu karena hal itu pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit jika saja digunakan untuk melakukan rencana seperti itu alangkah baiknya digunakan untuk akses jalan, pembangunan sekolah, failitas maupun sarana dan prasarana sekolah, guru honor dan lain sebagainya. Jika sekolah diterapkan belajar seharian penuh maka siswa akan menjadi stress, sikap yang individualis karena jarangnya interaksi dengan lingkungan sekitar dan masih banyak lagi guru yang belum siap dan lain sebagainya.
       Pendidikan merupakan komponen penting bahkan utama yang harus dijunjung tinggi di negara ini sudah saatnya Indonesia menerapkan hal ini karena jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, mutu pendidikan disana jauh lebih maju dari Indonesia padahal mereka dulu berkiblat pada Indonesia. Masalah memang datang kapan saja, tapi jika terus memperbaiki setidaknya masalah itu berkurang bahkan akan selesai. Begitu juga pendidikan di Indonesia terutama pemerintah harus memperhatikan guru. Guru yansg tugasnya banyak sekali mencerdaskan anak bangsa harusnya memperoleh hak dan memang harus disejahterakan agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Jangan mengatasnamakan HAM diatas segala-galanya karena pendidikan mempunyai takaran sendiri bagaimana caranya untuk mendidik. Sudah selayaknya para orang tua, guru dan pemerintah mampu bekerjasama untuk membangun pendidikan, supaya terciptanya generasi emas yang akan menjadikan Indonesai lebih sejahtera.

      




Tidak ada komentar:

Posting Komentar